KEPUTUSAN
SOURCING DALAM RANTAI PASOKAN
Procurement adalah proses dimana perusahaan
memperoleh komponen bahan baku, produk, pelayanan atau sumber daya lainnya dari
supplier untuk melaksanankan operasi mereka. Sourcing adalah keseluruhan
sekumpulan proses bisnis yang diperlukan untuk membeli barang dan jasa. Untuk
fungsi rantai pasokan, keputusan yang paling penting adalah apakah outsource
atau in-house. Sebuah perusahaan outsource jika perusahaan menyewa perusahaan
luar untuk melaksanakan operasi dalam suatu perusahaan. Aktifitas outsourcing
rantai pasokan berdasarkan dua pertanyaan:
Akankah pihak ketiga meningkatkan surplus rantai
pasokan untuk meningkatkan aktivitas in-house?
Sampai seberapa tingkat resiko tumbuh dari
outsourcing?
Walaupun keputusan untuk outsource dibuat, proses
sourcing meliputi seleksi supplier, mendesain kontrak supplier, kolaborasi
desain produk, pengadaan material atau pelayanan dan evaluasi performa
supplier.
Supplier scoring and assessment adalah proses yang
digunakan untuk tingkat performa supplier. Supplier selection adalah penggunaan
output dari scoring supplier dan penilaian untuk mengidentifikasikan supplier
yang sesuai.
Design collaboration membolehkan supplier dan
manufaktur untuk bekerja bersama ketika mendesain komponen untuk produk final.
Procurement adalah proses dimana supplier mengirim produk dalam respon untuk
menempatkan pesanan pembeli.
Sourcing planning and analysis adalah untuk
menganalisis pengeluaran silang berbagai supplier dan kategori komponen untuk
mengidentifikasi kesempatan untuk mengurangi biaya total. Ketika mendesain
strategi sourcing, yang penting untuk perusahaan menjelaskan faktor pengaruh
yang terbesar pada performa dan memperbaiki target dalam area.
In-house atau outsource
Perusahaan harus mempertimbangkan outsourcing jika
pertumbuhan surplus besar dengan risiko yang kecil. Fungsi bentuk in-house
lebih baik jika pertumbuhan surplus kecil atau peningkatan resiko besar.
Bagaimana pihak ketiga meningkatkan surplus rantai
pasokan : pihak ketiga akan meningkatkan surplus rantai pasokan jika mereka
meningkatkan nilai untuk konsumen atau mengurangi biaya rantai pasokan untuk
perusahaan melakukan tugas in-house. Pihak ketiga dapat meningkatkan efektif
surplus rantai pasokan jika mereka dapat mengumpulkan aset atau mengalir untuk
tingkat yang lebih tinggi dari pada perusahaan itu sendiri. Berbagai jenis
mekanisme pihak ketiga yang dapat digunakan untuk meningkatkan surplus, yaitu:
jumlah kapasitas, jumlah inventory, jumlah transportasi dengan perantara transportasi,
jumlah transportasi dengan perantara penyimpanan, jumlah gudang, jumlah
pengadaan, jumlah informasi, jumlah piutang, jumlah relationship, biaya rendah
dan kualitas tinggi.
Resiko menggunakan pihak ketiga : perusahaan harus
mengevaluasi risiko : proses rusak, menaksir biaya koordinasi, mengurangi
kontrak konsumen/supplier, hilangnya kemampuan internal dan pertumbuhan dalam
kekuatan pihak ketiga, kebocoran informasi dan data sensitif, kontrak tidak
efektif
Third and Fourth-Party Logistic Providers
Third-party logistic (3PL) berkinerja pada satu atau
lebih aktifitas logistic yang berhubungan dengan aliran produk, informasi, dan
dana yang dapat dikerjakan oleh perusahaan itu sendiri. Dengan meningkatnya
globalisasi dari rantai pasokan, konsumen mencari pemain yang dapat mengelola
secara virtual semua aspek dari rantai pasokan. Hal ini memunculkan konsep dari
fourth-party logistic (4PL).
Supplier scoring and assessment
Ketika membandingkan perusahaan, banyak perusahaan
membuat kekeliruan pokok hanya fokus pada kuota harga, mengabaikan fakta bahwa
penyalur berbeda pada dimensi yang penting yang mempengaruhi biaya total yang
digunakan supplier. Ketika menskor dan menakasir supplier, ada faktor lain
daripada kuota harga yang harus dipertimbangkan: pemenuhan lead time, performa
on-time, fleksibelitas pasokan, frekuensi pengiriman/minimum lot size, kualitas
pasokan, biaya transportasi inbound, pricing term, kapabilitas koordinasi
informasi, kapabilitas kalaborasi desain, tingkat bunga, pajak dan tugas, kelangsungan
hidup supplier.
Supplier selection – auctions and negotiations
Sebelum menyeleksi supplier, perusahaan harus
memutuskan apakah menggunakan single sourcing atau multiple supplier. Seleksi
supplier adalah setelah menggunakan mekanisme yang variasi, meliputi offline
competitive bid, reverse auction atau negosiasi langsung. Apapun juga mekasisme
yang digunaka, seleksi supplier harus berdasarkan pada biaya total yang
digunakan supplier dan tidak hanya harga pembeliaan. Mekanisme lelang yang
sering digunakan dalam praktek dan menyoroti semua kekayaan mereka.
Lelang dalam rantai pasokan : pembeli perlu struktur
lelang untuk meminimalkan biaya mereka dan mendapatkan supplier yang menang
dengan biaya yang rendah dengan tawaran mereka. Lelang dibuka seperti lelang
bahasa inggris mungkin untuk mencapai outcome. Prinsip dasar negosiasi : kuncy
sukses negosiasi, untuk membuat outcome yang sama-sama untung.
Contracts and supply chain performance
Kontrak harus didesain untuk memfasilitasi outcome
rantai pasokan dan miminimalkan tindakan yang merusak performa. Ada 3
pertanyaan ketika mendesain kontrak rantai pasokan:
Bagaimana kontrak akan mempengaruhi profit
perusahaan dan total profit rantai pasokan?
Akankah insentif dalam kontrak memperkenalkan
beberapa penyimpang informasi?
Bagaimana kontrak akan mempengaruhi performa
supplier sepanjang kunci ukuran performa?
Kontrak untuk ketersediaan produk dan profit rantai
pasokan : untuk memperbaiki profit secara keseluruhan, supplier harus mendesain
kontrak untuk mendukung pembeli untuk membeli lebih dan meningkatkan level
ketersediaan produk. Memerlukan supplier untuk berbagi (ikut serta) dalam
sebagian dari ketidak-pastian permintaan pembeli. 3 kontrak yang meningkatkan
profit secara keseluruhan :
Buyback contract : manufaktur dapat menggunakan
buyback kontrak untuk meningkatkan profit. Buyback mendorong retailier untuk
meningkatkan level ketersediaan produk. Buyback kontrak mendorong kearah usaha
retailer yang lebih rendah dan meningkatkan penyimpangan informasi dalam rantai
pasokan.
Revenue – sharing contract : double marginalisasi
dengan mengurangi biya per unit yang dikenakan untuk retailier, jadi secara
efektig mengurangi biaya overstocking. Revenue – sharing contract meningkatkan
penyimpangan informasi dan mendorong kearah usaha retailer yang lebih rendah
dalam kasus overstocking, hanya hal nya yang dilakukan buy-back kontrak.
Quantity flexibelity contract : double marginalisasi
dengan memberikan retailer kemampuan untuk memodifikasi pesanan berdasarkan
perbaikan pendekatan forecast untuk point sale. Hasil kontrak ini dalam
rendahnya penyimpangan informasi daripada buy-back atau revenue sharing
contract ketika supplier menjual untuk pembeli yang multiple atau kelebihan
supplier, kapasitas fleksibel.
Design collaboration
Kolaborasi desain dengan supplier dapat membantu
perusahaan mengurangi biaya, memperbaiki kualitas dan mengurangi waktu untuk
pasar. secara tanggung jawab desain menggerakkan untuk supplier, penting untuk
menjamin desain untuk kogistik dan desain untuk prinsip manufaktur untuk
diikuti. Untuk sukses, manufaktur harus menjadi koordinator desain efektif
dalam rantai pasokan.
The procurement process
Proses pengadaan untuk material langsung harus fokus
pada memperbaiki koordinasi dan jarak pandang dengan supplier. Proses pengadaan
untuk material tidak langsung harus fokus pada mengurangi biaya transaksi untuk
setiap pesanan. Proses pengadaan dalam dua kasus harus konsolidasi pesanan
untuk mendapatkan keuntungan skala ekonomis dan kuantitas diskon.
Sourcing planning and analysis
Pengeluraan pengadaan harus di analisis penyalur dan
bagian untuk memastikan kecocokan skala ekonomi. Analisis performa supplier
harus digunakan untuk membangun portfolio supplier dengan kekuatan
komplementer. Murah, tetapi perform yang rendah, supplier harus menggunakan
untuk persediaan berdasarkan permintaan sedangkan perform yang tinggi tapi
lebih mahal, supplier harus menggunakan untuk menahan melawan variasi dalam
permintaan dan persediaan dari sumber daya lain.
Risk management in sourcing
Resiko sourcing dapat juga dalam ketidakmampuan
untuk memenuhi permintaan tepat waktu, meningkatkan dalam biaya pengadaan atau
hilangnya properti intelektual. Penting untuk mengembangkan strategi peringanan
yang membantu mengurangi bagian dari resiko Ketidakmampuan dalam memenuhi
permintaan tepat waktu timbul karena gangguan atau penundaan dari sumber daya
yang tersedia.
Making sourcing decisions in practice
Menggunakan tim multifungsional
Memastikan koordinasi yang sesuai ke lintas daerah
dan bisnis unit
Selalu mengevaluasi biaya total dari kepemilikan
Membangun hubungan jangka panjang dengan kunci
supplier
Tidak ada komentar:
Posting Komentar